“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)” (HR. Bukhari dan Muslim).

Yayasan Penyalur Dana Sosial Bantu Bersama berdiri atas dasar rasa kepedulian terhadap sesama dan kesadaran akan kewajiban sesama muslim untuk saling membantu saudaranya. Yayasan Bantu Bersama hadir untuk membantu kehidupan masyarakat yang memiliki krisi kehidupan baik dalam segi bencana alam, pendidikan, biaya pengobatan, kemiskinan, disabilitas dan lain sebagainya. Keberadaan Yayasan Bantu Bersama juga menjadi wadah bagi para filantropis untuk mendonasikan dana bagi kemanusiaan. Selain itu hadirnya Yayasan Bantu Bersama juga mengajak kerjasama terhadap semua kalangan untuk bergotong royong menggalang dana bagi sesama yang membutuhkan.

Berkat izin Allah dan kepedulian #OrangBaik, Yayasan Bantu Bersama berhasil menjalankan beberapa program donasi, dan menyalurkan dana yang terkumpul kepada berbagai kalangan yang membutuhkan. Beberapa kalangan organisasi maupun individu berdatangan mengadukan kebutuhan bantuan kepada yayasan ini. Dengan antusias harapan penerima bantuan dan kedermawanan dari #OrangBaik, Kami tengah merencanakan pengembangan yayasan Bantu Bersama untuk memiliki fasilitas dan layanan yang lebih memadahi agar para pelaksana program yang juga para fii sabililah dapat maksimal dalam memberikan layanan bantuan.

Kami mengajak #OrangBaik mengambil peluang ibadah jariyah dalam rencana pengembangan ini, untuk tergerak dengan ihlas menginfakkan/mensedekahkan sebagian kecil hartanya. InsyaAllah dengan niat baik kita dalam berkonstribusi Allah SWT akan mencatatnya sebagai pahala jariyah yang tiada putus dan membawa kemanfaatan bagi manusia lain sepanjang masa.

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak” (Q.S An Nahl : 245)

Legalitas